PENGEMBANGAN FILM ANIMASI KARTUN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III DI MI KAHASRI PROBOLINGGO
DOI:
https://doi.org/10.35719/akselerasi.v3i2.161Keywords:
Pengembangan, Media Pembelajaran, Film Animasi, Madrasah IbtidaiyahAbstract
With the teacher's creativity in developing this animated film-based learning media, it will have a positive impact on students. Like the lack of development of animated film media at MI Kahasri, Probolinggo city. That animated cartoon films are one of the learning media that can be used as a bridge for the learning process to make it more interesting and provide a new environment for students. If educators are able to process learning using animation-based media, then the thematic learning described will be more efficient in using media that is more optimal. In addition to complete facilities, animated film media can also be used in schools where the facilities are incomplete, with the facilities provided by the teacher in the form of laptops or can be shared with student guardian groups so they can use the media at home or at school.
This research on the development of instructional media aims to: 1) Produce a product in the form of cartoon animation film learning media for students' learning interests in class III thematic subjects at MI Kahasri Probolinggo. 2) Knowing the feasibility of cartoon animated film learning media for students' learning interest in class III thematic subjects at MI Kahasri Probolinggo. The type of research to be used is Research and Development (RnD) using two types of qualitative and quantitative data. This development research refers to the ADDIE research model with five development steps, namely: 1) Analysis, 2) Design, 3) Development, 4) Implementation, and 5) Evaluation.
The results of research on the development of animated cartoon film media using the ADDIE method have met the criteria of several expert trials. The results of the trial by media experts showed a validity level of 92.5%, while the validity of material experts was 100% and learning experts were 95% with valid qualifications and were suitable for use. While the results of user trials showed that the level of interest of class III-A students reached 89% and the results of user trials of class III-B students' interest reached 87%. So it can be concluded that through a comparison of class III-A and III-B that animated film media The developed cartoons can be applied in classroom learning.
Dengan adanya kreatifitas guru dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis film animasi ini akan berdampak positif bagi peserta didik. Seperti halnya minimnya pengembangan media film animasi di MI Kahasri kota Probolinggo. Bahwa Film animasi kartun merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai jembatan proses pembelajaran agar lebih menarik dan memberikan nuansa lingkungan yang baru bagi siswa. Apabila pendidik mampu mengolah pembelajaran dengan menggunakan media berbasis animasi, maka pemlajaran tematik yang di jelaskan akan lebih efisien dalam penggunaan media yang lebih maksimal. Di samping fasilitas yang lengkap media film animasi juga bisa di gunakan di sekolah yang fasilitas belum lengkap dengan fasilitas yang di sediakan oleh guru berupa laptop atau bisa di share di grub wali murid agar bisa menggunakan media di rumah maupun di sekolah.
Penelitian pengembangan media pembelajaran ini bertujuan untuk : 1) Menghasilkan produk berupa media pembelajaran film animasi kartun terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran tematik kelas III di MI Kahasri Probolinggo. 2) Mengetahui kelayakan media pembelajaran film animasi kartun terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran tematik kelas III di MI Kahasri Probolinggo. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah Research and Development (RnD) dengan menggunakan dua jenis data kualitatif dan kuantitatif. Penelitian pengembangan ini mengacu pada model penelitian ADDIE dengan lima langkah pengembangannya yaitu : 1) Analisis, 2) Desain, 3) Pengembangan, 4) Implementasi, dan 5) Evaluasi.
Hasil penelitian pengembangan media film animasi kartun dengan menggunakan metode ADDIE telah memenuhi kriteria dari uji coba beberapa ahli. Hasil uji coba ahli media menunjukkan tingkat kevalidan sebesar 92.5%, sedangkan kevalidan ahli materi sebesar 100% dan ahli pembelajaran sebesar 95% dengan kualifikasi valid dan layak digunakan. Sedangkan hasil uji coba pengguna menunjukkan tingkat ketertarikan peserta didik kelas III-A mencapai 89% dan hasil uji coba pengguna ketertarikan peserta didik kelas III-B mencapai 87% Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui perbandingan kelas III-A dan III-B bahwa media film animasi kartun yang dikembangkan dapat di terapkan dalam pembelajaran kelas.
References
Efendi, Neng Marlina” Revolusi Pembelajaran Berbasis Digital (Penggunaan Animasi Digital pada Start Up sebagai Metode Pembelajaran Siswa Belajar Aktif”, Jurnal Pendidikan, Sosiologi dan Antropologi Vol. 2 No.2, September 2018, 173.
Ichsan, Muhammad. (2018). “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bumi Dan Alam Semesta Menggunakan Alat Peraga di Kelas VI Sd Negeri Suka Makmur Kabupaten Bener Meriah”. Banda Aceh: STKIP BBG.
Kustandi, Cecep dan Daddy Darmawan. (2020). Konsep & Aplikasi Pengembangan Media Pembelajaran Bagi Pendidik di Sekolah dan Masyarakat. Jakarta : KENCANA.
Pakpaham, Andrew Fernando, dkk. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran. Yayasan Kita Menulis
Sanjaya. (2009). Wina. Strategi Pembelajaran Beriorentasi Standar Proses Pendidikan. Prenada: Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. (2003) Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV Medya Jakarta.
Y, Azwandi. (2007). Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Syaifullah Syaifullah, Hartono Hartono
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.